Berita
Pengalaman Pengukuran yang memilukan
22 Agustus 2011 - Surveyor Pemetaan Tanah
Sunguh baru pertama kali ini saya mempunyai pengalaman yang sangat memilukan dimana saya di hadapkan seorang setengah baya yang ada di depan mata saya sewaktu saya pengukuran di daerah erupsi gunung merapi dimana sebuah lahan yang isinya hanya pasir batu dan puing-puing kayu bakar baik itu kayu dari rumah dan pepohonan yang berserakan dimana-mana sekali waktu kebayang bagaimana rasanya jika itu menimpa saya pastinya juga akan seperti mereka yang sekarang hidup di selter yaitu penampungan warga korban erupsi merapi didaerah kepuharjo umbulmartani tepatnya.
Berikut Keadaan di lapangan sekarang ini :
Tripot berdiri di atas Bekas pos pemandangan masyarakat sekitar menamakan POS GUMUK berikut fotonya di bawah
Diamana pengalaman yang memilukan bagi saya singkat cerita begini waktu itu memang semua warga khususnya lokasi yang di ukur untuk penunjukan batas walaupun memang sebelumnya sudah di siapkan panitia dari desa dimana tugasnya adalah menunjukan batas-batas tanah yang akan di ukur oleh kami (bpn) namun kadang masyarakat lebih mantap untuk menyaksikan secara langsung dalam pengukuranya dan ada salah satu warga yang telat datang sehingga pengukuran batas bidang tanah beliau saya tunda untuk sementara dan mengukur tanah yang bersebelahan hingga auh tertinggal.
sehingga sekitar setengah jam berjalan bapak wakidi datang untuk genahi pengukuran tanahnya dan saya bilang untuk menunggu karena menyelesaikan pengukuran yang bersebelahahan dan bapaknya pun megiyakan untuk menunggu.
setelah sekitar seperempat jalam menunggu tiba-tiba bapaknya merintih kesakitan, kudekati dan kubertanya "wonten menopo pak" beliua menjawab "wetengku loro" dengan suara yang sangat lirih sekali hingga menepuk-nepuk perutnya isyarat menunjukan kepada saya, saya melihat tidak biasanya orang sakit seperti itu sepertinya dia menunjukan kepada saya sungguh berat beban hidupnya waktu itu apalagi di tambah kondisi fisiknya siapapun orangnya pastilah trenyuh hatinya seperti yang aku alami waktu itu.
karuan saja saya bingung apa yang harus saya lakukan karena memang disana tidak ada apa-apa misal nya obat, minum atau yang lainya. nah waktu itu team yang lain sudah jauh sekitar 250 meter dari kami dan saya teriak minta pertolongan dengan memencet HT pinjaman pak RT yang sekaligus sebagai panitia disitu.
tak lama kemudian menyusul kami berdua ketas karena memang posisi saya di atas perbukitan dengan tujuan mendapat target pengukuran yang banyak. dan setelah datang tetangga sebelahnya pak wakidi pun di gendong di bawa pulang ke selter yang jaraknya sekitar 5 kilo dari lokasi pengukuran kami berada.
dan siangnya saya tanyakan katanya di bawa kerumah sakit untuk di perikasakan sampai posting ini pun terbit saya tidak tahu bagaimana nasibnya bapak wakidi, mudah-mudahan bapak wakidi lekas sembuh dan Allah senantiasa menjaga melindungi di beri ketabahan dan keyakinan serta iman yang kuat sehingga dengan keadaan apapun yang kita terima itu hanya ujian dari Allah tuhan semesta alam, mudah-mudahan menjadi berkah dan petunjuk yang diperlihatkan kepada kita semua bahwa Allah Maha Besar dan Allah Maha Kaya.
Silahkan kunjungi juga semua kegiatan kami di pengukuran lahan erupsi gunung merapi disini
yoyok (#5452 views)
Kirim ke Teman
Cetak halaman ini
Posting komentar
Share on Facebook